Kendalikan Berat Badan dengan Herbalife

Herbalife bukan obat, tapi makanan sehat. Disebut nutrisi sel, karena konsepnya memberi nutrisi bagi sel-sel tubuh secara efektif.
Herbalife lebih dikenal sebagai makanan sehat pengelola berat badan. Naik/turun berat badan atau menjaga berat badan. Kenapa berat badan? Ternyata sebagian besar penyakit erat kaitannya dengan kegagalan pengelolaan berat badan.

Banyak kasus kegemukan (obesitas) yang harus disikapi dengan baik. Karena sebagian besar penyakit erat kaitannya dengan obesitas. Beberapa penyakit erat kaitannya dengan obesitas.

Dan obesitas terjadi karena pola makan yang salah. Kami menawarkan makanan yang sehat yang efektif diserap oleh sel-sel tubuh dan efektif untuk turun berat badan. Ayo, mulai hidup sehat. Bagaimana caranya? Hubungi saya:

Choirul Asyhar
, HERBALIFE, Konsultan Nutrisi, Independent Member | D1610892
Call/SMS/WA 0815 1739 2450
Pin BB 554B0B15

Rabu, 18 Desember 2013

Apakah Anda Merasa Sehat dengan Berat Badan Anda Saat Ini?

Banyak orang merasa sehat dengan berat badannya saat ini. Yang langsing merasa sehat karena tidak ada lemak menumpuk di tubuhnya. Langsing itu sehat, demikian banyak iklan berseliweran memberikan pesan. Demikian pula dengan yang gemuk, baik yang overweight maupun yang obesitas.

"Biar gemuk asal sehat." kilahnya.
"Yang penting sehat." jawabnya kalau ada teman yang mengkritik badan gembulnya. Padahal WHO menyatakan bahwa kegemukan itu sendiri adalah penyakit. Karena dibalik tubuh yang kegemukan tersimpan berbagai macam penyakit. Macam mana bisa bilang "Biar gendut, asal sehat."?

Untuk menguji apakah dengan berat badan saat ini kita sudah sehat apa belum, ada parameter yang bisa menjawabnya. Namanya Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh. Dengan mengetahui BMI kita maka kita bisa dapat early warning apakah kita sehat atau tidak dengan berat badan yang kita miliki saat ini.

BMI dapat dihitung dengan membandingkan berat badan Anda dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan Anda (dalam meter). Misalnya berat badan Anda 90 kg, dan tinggi badan Anda 1.70 meter, maka BMI Anda adalah = 90/(1.7*1.7) = 31.14. Dengan indeks sebesar ini maka Anda termasuk obesitas.

Interpretasi BMI adalah sebagai berikut:

< 18.5             : Berat badan kurang
18.5 - 25         : Berat badan sehat
25 - 30            : Berat badan berlebih, gemuk
> 30+              : Berat baan sangat berlebihan, obesitas, resiko tinggi

Berapa BMI Anda?
Silakan hitung dengan rumus di atas atau klik INI, biar lebih mudah.

Selamat mencoba.
Salam Sehat Hebatlife.
Choirul, 0815 1739 2450 

Senin, 16 Desember 2013

Hidayah Kesehatan

Mengajak orang gendut jadi langsing itu susah-sudah gampang. Bukan semata-mata masalah biaya, tapi ini menyangkut pola hidup. Pola makan.

Ini yang saya alami waktu jaga stand di Pesta Wirausaha yang diselenggarakan TDA Bekasi di Bekasi Square, Sabtu-Ahad tanggal 14-15 Desember 2013 ini.

Orang gendut ketika ditawarin jadi langsing reaksinya macam-macam. Kalau dikatagorisasi ada tiga macam reaksi:

1. Mau - mau - mau
Orang yang demikian merasakan benar betapa tersiksanya bawa-bawa lemak tubuh dan lemak perut kesana-kemari. Belum lagi keluhan-keluhan kesehatan lain akibat kegemukan, karena semua makanan "enak" dimasukkan ke tubuhnya :D). Dia sadar betapa sehatnya orang-orang langsing. Dia juga menyaksikan betapa cantik dan ganteng serta lincah dan energiknya orang-orang yang langsing. Why-nya kuat maka dia mudah mencapai target sehat dan langsingnya.

2. Mau Tapi Ogah
Dia sadar kegemukan dan ini mengganggu aktifitasnya, tapi ogah langsing karena sulit menahan lapar mata. Sulit menahan diri ketika melihata makanan enak.

"Wah, kalau malam dingin dan laper, pengennya makan yang enak-enak."
"Bosanlah kalau makan shake muluu...." demikian kata seorang yang berhasil saya rayu untuk mengikuti cek kesehatan tubuh GRATIS.

Dia mau langsing tapi masih berat karena tidak kuat menahan nafsu makannya yang tinggi. Jadi ogah diatur dengan pola makan baru. Akibatnya dia beli herbalife tapi cuma jadi pajangan di rumah. Hehehe....

3. Ogah - Ogah - Ogah
Nah, ini tipe orang yang susah berubah. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam saya yakin dia mau langsing. Tapi dia gengsi mengucapkannya. Uangnya banyak tapi dia gak mau diatur-atur.

"Uang-uangku sendiri, terserah aku mau makan apa aja." Barang kali ini yang ada di dalam hatinya.

Saya menemukan orang seperti ini kemarin. Taksiran saya berat badannya lebih dari 120 kg. Ketika saya tawarkan cek analisa tubuh gratis, dia menjawab, "Gak, ah... capek diatur-atur muluuu...." katanya sambil ngeloyor menghindar.

Mengajak orang seperti ini seperti mengajak perokok berhenti merokok. Tahu itu tak sehat tapi sulit menghindari merokok. Rokok memang banyak mengandung zat adiktif, sehingga menimbulkan orang ketagihan. Apakah makanan juga menimbulkan adiksi?

Rasulullah SAW mengatakan, kenapa beliau dan sahabat-sahabatnya sehat sehingga seorang tabib di Madinah selama dua tahun bekerja tidak mendapatkan pasien. Kata beliau, "kami adalah kaum yang makan ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang."

Karena gak ada fotonya, saya bayangkan Rasulullah dan para sahabat adalah orang-orang yang berpostur tubuh ideal dan berbadan sehat karena mereka tidak obese. Mereka tidak asal makan apapun yang enak-enak. Tapi memiliki pola makan yg benar.

Anda setuju...?
Salam Sehat Hebatlife
Choirul 16/12/2013
 
* Apa indahnya gendut seperti ini.....? Yuk, perbaiki pola makan Anda.


Team Nutrisi sehat siap mengubah lemak tubuh anda menjadi kesehatan yg menakjubkan. Insya Allah


Jumat, 06 Desember 2013

Dokter Seharusnya "Pelit" Berikan Obat ke Anak

Tulisan ini mengingatkan kita bahwa sehat itu bisa tanpa obat. Makanan dan minuman yg sehat juga air putih cocok untuk memulihkan penyakit kita. Contoh makanan sehat adalah herbalife.

Jumat 11 Rabiulakhir 1434 / 22 Februari 2013 14:50
sick kid 268x300 Alasan Dokter Negara Maju Pelit Memberikan Obat ke AnakBELUM sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dr. Knol.
“Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection,” kata dokter tua itu.
“Ha? Just wait and see?” batinku meradang.

Ya, aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain.
“Obat penurun panas Dok?” tanyaku lagi.
“Actually that is not necessary if the fever below 40 C.”
Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter di sini pelit obat. Karena itu, aku membawa obat dari Indonesia.

Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya bertambah. Aku kembali ke dokter. Dia tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.
“Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok,” kataku.
Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. “Apakah dia sudah minum suatu obat?”
Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,
“Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja.”

Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau!

Setibanya di rumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.
“Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya. Mau 37, 38 apa 39 derajat, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!”

Sewaktu praktik menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi secuil-secuil ilmu kudapat. Seperti orang travelling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, dua hari ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas berdiam di Berlin dan Swiss, waktu habis. Tibalah saat pulang ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama. Banyak negara dan kota di Eropa belum disambangi. Itulah kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah yang kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng, kami mengintip resep ajian senior!

Setelah Malik sembuh, Lala, putri pertamaku sakit. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia. Batuknya tak hilang dan ingusnya masih meler. Lima hari kemudian, Lala kubawa ke huisart.
“Just drink a lot,” katanya ringan.
“Apa nggak perlu dikasih antibiotik, Dok?” tanyaku tak puas.
“This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik,” jawabnya lagi.
Lalu ngapain dong aku ke dokter,tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq!
“Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak.”
Ternyata isi obat Thyme itu hanya ekstrak daun thyme dan madu.
Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia.

Putriku sembuh. Sebulan kemudian sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit.
“Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya?”
Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,”Nothing to worry. Just a viral infection.”
“Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok,”
Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. “Do you know how many times normally children get sick every year?”
“Twelve time in a year, researcher said,” katanya sambil tersenyum lebar. “Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat,” sambungnya.

Aku pulang dengan perasaan malu. Barangkali si dokter benar, aku selama ini kurang belajar.
Setelah aku beradaptasi dengan kehidupan di Belanda, aku berinteraksi dengan internet. Aku menemukan artikel Prof. Iwan Darmansjah, ahli obat-obatan Fakultas Kedokteran UI.
“Batuk – pilek beserta demam yang terjadi 6 – 12 bulan masih wajar. Observasi menunjukkan kunjungan ke dokter terjadi 2 – 3 minggu selama bertahun-tahun.”
“Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan penanganannya, Pertama, obat diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 – 3 minggu dan perlu berobat lagi.

Duuh…kemana saja aku selama ini. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho!.
Di Belanda ‘dipaksa’ tak pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak, kondisi anakku jauh lebih baik. Mereka jarang sakit.

Aku tercenung mengingat ‘pengobatan rasional’. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yg kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan aku panik dan membawa ke dokter, sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional!
Sistem kesehatan Belanda menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.

Aku baru mengetahui ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga banyak negara termasuk Amerika Serikat, dipakai secara luas untuk anak-anak. Tetapi resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen tersedia di apotek dan boleh digunakan usia anak diatas 6 bulan, di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama anak demam.

Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan. Karena kekurangan dan ketidakmampuan penyakit anak sehari-hari, orang desa relatif ‘terlindungi’ dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, cukup berduit, melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, ‘memaksa’ agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter ‘menjual’ obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!
Aku sadar. Telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya ‘hanya’ konsultasi, memastikan diagnosa penyakit dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.

Di Indonesia, ke dokter = dapat obat?

Sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi.

Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Setidaknya, bila pasien ‘bergerak’, masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan. []
Dikutip dari buku “Smart Patient” karya dr. Agnes Tri Harjaningrum, http://ibuhamil.com/ (04)

Selasa, 03 Desember 2013

Obesitas Bisa Ganggu Pendengran


Obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, Gangguan pendengaran ternyata tidak hanya terjadi karena proses penuaan. Obesitas pun turut menjadi pemicunya, menurut sebuah penelitian dalam American Journal Medicine.

“Kita sering berpikir gangguan pendengaran sebagai bagian tak terhindarkan dari proses penuaan, tapi temuan ini memberikan bukti bahwa faktor risiko yang berpotensi dapat diubah, seperti menjaga berat badan yang sehat dan tetap aktif secara fisik dapat mencegah gangguan pendengaran atau menunda perkembangannya,” kata peneliti Sharon Curhan, M.D., Sc.M., demikian dilansir dari Huffington Post.

Penelitian yang dilakukan Brigham and Women's Hospital ini melibatkan 68.000 wanita yang merupakan bagian dari Nurses Health Study II, dengan melihat aktivitas fisik, indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan riwayat gangguan pendengaran dari tahun 1989 dan 2009.
Hasil penelitian menunjukkan, wanita yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 hingga 34 (indikasi obesitas) memiliki risiko 17 persen lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran, dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT lebih rendah dari 25 (berat badan normal).
 Sedangkan IMT 40 (obesitas) atau lebih memiliki risiko 25 persen lebih tinggi gangguan pendengaran.

Selain itu, hasil yang dilihat dari aspek lingkar pinggang menunjukkan, semakin besar lingkar pinggang wanita maka semakin besar berisiko untuk mengalami gangguan pendengaran.
Untuk mengatasi permasalahan ini, tampaknya olahraga bisa menjadi solusinya. Wanita yang paling aktif secara fisik dalam penelitian ini memiliki risiko 17 persen lebih rendah gangguan pendengaran dibanding wanita yang kurang aktif secara fisik.

Rabu, 27 November 2013

TOP 10 Alasan Kenapa Gagal DIET

TOP 10 alasan kenapa seseoang gagal diet sepanjang tahun ini:

1. Dilarang oleh pasangan.
Banyak pasangan kita yg tak paham tentang diet. Sehingga sering melarang-larang dengan alasan malah sakit, bagusan gemuk, biarin gemuk yang penting sehat.

2. Tidak sabar. Maunya instant.
Jadi kalau ada diet yg cespleng. Seminggu sampai sebulan langsung langsing. Mana adaaa.... gemuknya aja juga gak tiba-tiba, masak langsingnya tiba-tiba... hehehe....

3. Lagi Liburan.
Biasanya program diet akan kacau balau kalau lagi liburan. Gak bisa diet kalau liburan, karena makanannay uenak-uenak booo.... Adanya malah wisata kuliner deh....

4. Tidak ada waktu.
Menyiapkan makanan khusus itu perlu waktu. Padahal kita gak punya waktu lagi. Akibatnya bikin mi instant aja, ngemil aja sambil jalan di angkot, kereta api, bis atau mobil sambil jalan menuju kantor. Atau beli makanan jadi aja deh di rumah makan.

5. Mahal.
Ini alasan utama, tanpa mempertimbangkan manfaatnya bagi kesehatan. Selalu dibandingkan dengan harga nasi sepiring, bakso semangkok, mie ayam dll.... Padahal kalau makanannya gak sehat, nanti biaya berobatnya jauh lebih maaaaahhhhhhaaaallll.....

6. Selalu menunda. *The Power of Tomorrow.... halah.... Nanti deh, nunggu punya duit... padahal duitnya sudah cukup masih entar-entar aja.

7. Terlalu banyak mendengar opini-opini negatif.
Hati-hati lho diet bikin lemes, nanti mencret-mencret lho. Bagusan gini, kalau langsing kamu kelihatan kempot. Lagian kamu gak gemuk-gemuk amat, kok.

8. Gemuk itu Makmur.
Banyak orang berfikir kalau gemuk itu lambang kemakmuran. Berarti hidupnya sudah sukses. Sudah mapan. Gak gemuk berarti belum makmur. Seakan-akan gemuk itu sebagai simbul bahwa dia sudah bisa beli apa saja. Hidupnya tentram, gak banyak masalah.

9. Terlalu memanjakan lidah.
Banyak orang gagal diet, karena dia tak bisa menahan diri dari keinginan makan. Makan bukan karena kebutuhan tapi karena keinginan. Lidah selalu ngiler melihat makanan enak. Gak perduli apakah itu menyehatkan atau tidak. Padahal enak itu cuma sepuluh menit di mulut, bahkan kurang.

10. Pola pikir yang salah.
Banyak orang yang salah persepsi tentang diet. Bahwa diet adalah gak makan sehingga bikin kelaparan. Bahkan bisa jatuh sakit. Padahal sebenarnya diet adalah mengatur pola makan dan asupan nutrisi.

Apakah Anda termasuk yang gagal diet?
Ayo, ubah pola pikir Anda tentang diet. Diet bukan tidak makan, tapi mengatur asupan gizi dan pola makan.

Saat ini diet yang terbaik adalah dengan mengkonsumsi herbalife. Herbalife sudah ada di lebih dari 90 negara. Dan jutaan orang telah puas dan sukses diet bersama herbalife. Mereka diet dengan enjoy bin fun.

Mau tanya2, silakan call atau sms yaaa....

Salam Sehat Hebatlife
Choirul
0815 1739 2450 

Sabtu, 21 September 2013

Gendut Membawa Berkah, Mau???

Beruntunglah teman-teman yang sekarang mengalami kegendutan.
Lho, bukannya kata WHO, obesitas itu termasuk penyakit? Orang gendut kan berpotensi penyakit SKSD? Stroke, kanker, serangan jantung dan diabetis?

Iya sih, tapi teman-teman saya yang ebese sekarang sudah pada merasakan berkahnya.

Wah ngomong apa sih aku ini? Obesitas kok membawa berkah?

Gini lho ceritanya, mereka yang sekarang menikmati berkah itu dulunya kan guemmmuk, trus pengen langsing. Sudah coba macam-macam cara gagal melulu, sampai akhirnya kenalan sama Herbalife.
Baru pake 3 bulan sudah turun 10-15 kg. Wow....!!! Tetangga, teman, saudara pada kaget terpesona. (Ya iyalah.... Yang langsing pasti dong lebih cantik daripada yang gendut. Yang six pack pasti dong lebih keren daripada yang selalu bawa-bawa tas perut :D).

Akhirnya mereka pengen pake herbalife juga, nanya-nanya dan tertarik beli. Akhirnya teman-teman pada jadi distributor herbalife, deh. Tadinya pake untuk diri sendiri, akhirnya jadi distributor sampai sekarang. Gampang, soalnya bukti keberhasilan dietnya jelas tampak, sih..... Dia bawa kemanapun dia pergi.... :D

Walhasil, kini para obese itu sudah pada langsing, sehat, fit, gak loyo, ganteng, cantik, semangat, muda, stamina oke dan penyakit2nya teratasi...... Daaaan, kini kok hidupnya makmur pesat yaa...!! Penghasilannya sepuluh sampai ratusan juta.

Nah, itulah yang saya maksud obesitas membawa berkah. Makanya saya bilang "beruntunglah teman-teman yang obese." Syaratnya kalian makan herbalife dan ajak teman-teman gendut lain untuk makan herbalife juga.

Sesimpel itu...??? Yess, sesimpel itu kok. Dan ini sudah saya praktekkan ke istri saya. Gara-gara dia turun BB 18 kg, teman-temanku dan teman-temannya pada nanya dan beli herbalife.

Yuk, kalian yang obese atau istri/suaminya obese gabung sama saya. Dan beberapa bulan kedepan kalian akan tampil keren dan sehat. Lalu beberapa saat kemuan kita bersama-sama akan menapaki jalan kesuksesan. Mau....??? Hubungi saya ya....

Salam Sehat Herbalife
21/9/2013
Choirul 0815 1739 2450

*Ini foto-foto sebagian orang obese yang dapat berkah itu.....

 

Senin, 16 September 2013

Belanja Nutrisi Masak Gak Kuat....?

Hari-hari ini ada tukang batu yang kerja di rumah. Tentu kerjaan yang melelahkan. Mereka pasti butuh energi yang besar. Oksigen yang banyak. Tapi anehnya kok di bibirnya rokok gak pernah lepas. Padahal saat tubuh perlu oksigen sangat berbahaya ketika justru disupplay karbon monoksida dari rokok. Belum lagi ratusan zat beracun lainnya.

Saya tak hendak membahas lebih dalam tentang efek negatif rokok bagi kesehatan. Karena sdh banyak yg paham tentang hal ini. Tapi, saya penasaran... berapa belanja tukang batu itu utk rokoknya per bulan ya?

"Sehari 1-2 bungkus." Katanya. Wow, kalau satu bungkus Rp 12.000,- berarti belanja rokoknya Rp 12.000-24.000 per hari. Jadi sebulan Rp 360.000 - 720.000,-
Uang segitu utk meracuni tubuh? Anehnya utk belanja rokok mereka gak pernah mengatakan "Wah, gak kuatlah... Mending utk beli nasi dan uang jajan anak2"

Lalu bagaimana dengan perokok dari kalangan profesional yg secara ekonomi lebih beruntung dari tukang batu? ... Tentu oke-oke saja. Lha, wong penghasilan mereka juaaauuuh lebih banyak daripada tukang batu.

Tapi... Ketika saya tawarin Shake Herbalife kepada para profesional ini mereka bilang...
"Wow, mahal banget ya...."
"Entar dulu deh."
Padahal, ini utk kesehatan mereka sendiri. Untuk sel-sel tubuhnya yang selama ini mensupportnya untuk beraktivitas. Kenapa mereka enggan memeliharanya yaaa.....?

Coba bayangkan uang rokok sebulan itu bisa lho utk beli 3 kaleng Shake Herbalife. Kalau utk sarapan dan makan malam 3 kaleng shake itu bisa utk 1 bulan.  Kalau hanya untuk sarapan, ya.. bisa utk 2 bulan!

Wow.... sarapan sehat selama 2 bulan ternyata bisa hanya dengan uang seharga rokok sebulan!!!

Untuk biaya rokok yg merusak kesehatan oke-oke saja, masak sih utk kesehatan diri sendiri kita malah keberatan?

Ayo, ubah mindset kita. Bijak membelanjakan uang. Bijak memberi makanan bagi sel-sel tubuh kita.

Salam Sehat Hebatlife
17/9/13
Choirul 081517392450

Ini beberapa foto untuk direngungkan dengan hati :


...  dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan(QS Al Baqarah: 195)
Bandingkan, jika merokok setiap hari menimbun penyakit. Minum shake setiap hari justru menjauhkan penyakit dari diri kita. Insya Allah.

Nutrisi dan Olahraga

Suatu sore......

Seorang ibu datang ke rumah. Mau beli 2 kaleng Shake Herbalife. Setelah bayar dan serah terima produk, terjadi dialog:

"Saya mau ditimbang lagi, dong, Pak..."
Sepekan sebelumnya ibu ini memang baru beli 1 kaleng Shake + 1 Fiber. Dia tertarik beli setelah saya dan istri mengadakan sesi penimbangan GRATIS di area senam pagi di perumahan.

Amazing...!
"Wow, berat ibu sudah turun 3 kilo." kataku takjub. Wajah si ibu tampak sumringah. Bagaimana gak sumringah, selama ini turun berat badan sulit banget. Lha, ini, sepekan saja sudah turun 3 kg.

"Ibu rajin ya, minum shake-nya?" tanyaku meneyelidik dan bernada memuji.
"Iya, pak. Seperti yang pak Choirul anjurkan." katanya... "Plus skipping setiap pagi. Saya memang biasa skipping." lanjutnya.

"Wow, teruskan ya, bu. Pola hidup ibu, insya Allah, sudah lebih bagus. Konsumsi makanan sehat + olahraga."

CR juga pake Herbalife
Bagaimana dengan Anda?

Bagi yang sudah rajin olahraga, tapi belum menemukan makanan sehatnya, kontak saya aja: Choirul 081517392450.

Bagi yang belum rajin olahraga dan belum menemukan makanan sehatnya, juga boleh kontak saya.... hahaha.....

Terus, bagi yang sudah makan makanan sehat herbalife, tapi belum rajin olahraga, segera ke lapangan terdekat yaaa, biar lebih sehat lagi.... :D

Salam Sehat Hebatlife
Choirul << 081517392450

Foto-foto penimbangan gratis setelah senam di Botanical Garden, Cikarang Baru

Gak hanya berat badan yang terukur, tapi juga kadar lemak, kadar air, massa otot, massa tulang, lemak perut, kebutuhan kalori dan usia sel. Mau cek GRATIS? Hubungi saya yaaa.....

Yang dikerumuni orang-orang ini adalah saya yg sedang memberi konsultasi kesehatan gratis. Wow... banyak juga ya yg ngantri mau nimbang GRATIS. Ini kerjaan istri yg nyebar brosur dan ngajak orang2 utk ditimbang. :D

 

Kamis, 29 Agustus 2013

Usia 44 Tahun tapi Usia Sel 63 Tahun

Kalau menurut tanggal KTP, usianya baru 44 tahun. tapi betapa sedihnya ia ketika dicek usia selnya.
Emang berapa sih???.... 62 tahun!!! Wow, tua banget? Pantesan selama ini dia cepet capek seperti orang tua.

Mukanya juga bermutu, maksudnya bermuka tua. Lho, kok bisa gitu ya? Apakah ini yang dimaksud penuaan dini? Yap... benar!

Bagaimana itu bisa terjadi?
karena sel-sel tubuhnya gak dapat supply makanan yang bermutu. Makanan yang dimakan hanya sampai di lidah, perut, lalu numpuk jadi lemak. Tak tercerna dengan baik. Akhirnya sel-selnya ga kebagian makanan. Maka sel-selnya banyak yang sakit/rusak dan mati. Tak ada regenerasi sel.

Oooo.... lalu gimana caranya ngasih makan sel-sel tubuh. Gampang... makanlah makanan yang bernutrisi lengkap dan seimbang, perbaiki sistem pencernaan makanan dan sistem peredaran darah.

"Wah, itu sih gak gampang...."
Ya, itulah yang banyak dikeluhkan orang-orang yang belum tau, termasuk istri saya duluuuu (hehehe...). Kalau yang sudah kenal Herbalife ternyata gampang, kok. Dan itu telah dibuktikan oleh istri saya. Usia selnya yang 62 tahun itu, kini sudah jadi 45 tahun!! Alhamdulillah, sudah deket dengan usia aslinya ya.....

Kalau Anda mau seperti istri saya, silakan kontak saya, ya....

Salam Sehat Hebatlife
Choirul >> 0815 1739 2450

Ini foto-fotonya:
Usia KTP 44 tahun, usia sel 62 tahun

Setelah 6 bulan konsumsi Herbalife, usia sel jadi 45 tahun
  

Senin, 03 Juni 2013

Mengapa Saya Bisnis HERBALIFE?

Ada saja yang bertanya-tanya kenapa saya bisnis herbalife. Baik secara verbal, maupun bahasa tarzan.

Tadinya saya membeli Herbalife untuk istri saya. Istri saya ada masalah dengan berat badannya. Sejak menikah berat badannya semakin mekaaar dan mekaaar.... Sebelum nikah masih 50 lebih dikit. Tapi kini ... (sebelum kenal herbalife) beratnya 73 kg. Bajunya kalau gak XXL ya XXXL. (hehehe...)

Setelah rutin konsumsi herbalife, sekarang berat badannya sudah turun 13 kg. Sejak turun 7 kg saya sebenarnya pengen menulis dan membuat fotonya, tapi kok belum tamak signifikan ya.... Akhirnya inilah saatnya. Taraaaaaa.................
Dewindra S. Saleh, M.Pd, Kepala SMA di Cikarang


Yang menarik lagi, sejak turun 7 kg, saya belikan Pin yang bertuliskan "Saya Sudah Turun 7 Kg". Langsung dipakainya ke sekolah tempatnya bekerja. Dan pertanyaanpun berdatangan dari teman-temannya. Yang selama ini cuekpun, jadi nanya. Dan orang memelototi perubahan yg terjadi. Benar nggak, sih.... Walhasil, ada beberapa temannya yang ingin beli.


Demikian seterusnya, berat badannya terus turun, jadi saya harus belikan Pin "Saya Sudah Turun 8 kg," "Saya Sudah Turun 9 kg", lalu 11 kg, dan sampai tulisan ini dibuat, istri saya selalu memakai Pin terbarunya "Berkat Nutrisi, Saya Sudah Turun 13 Kg". Dan targetnya adalah akan terus beli Pin turun berat badan. Ini berarti istri saya sudah doyan herbalife. Alhamdulillah.

Yang menarik, selain turun berat badan, dulu istri saya alergi deterjen, padahal sudah pake deterjen yang mahal (sorry, ya pabrik deterjen mahal, deterjan Anda masih bikin alergi, tuh... :). Kini, tidak lagi alergi. Bahkan yang sama yang murahan pun tahan. :D.

Istri saya juga pernah mengalami musibah. Mata kanannya pernah terinfeksi jamur. Satu bulan perawatan intensif di rumah sakit terkenal di Bekasi, dirawat oleh dokter mata senior. Lalu sang dokter menyerah, dan di rujuk ke rumah sakit mata terkenal di Menteng, Jakarta. Sebulan ditangani Profesor ahli mata....... dan hasilnya. Divonis untuk diangkat kornea matanya.... :( Lalu, agar berfungsi lagi, harus cangkok kornea.... untuk itu harus inden dengan bayar DP USD 1.000,-..... Wow... (untung saya gak guling-guling...) akhirnya kami mundur teratur. Mana punya uanglah, kami. Uang berobat aja sudah entah berapa yang kami keluarkan.

Akhirnya saya antar istri saya beralih berobat ke pengobatan herbal. Alhamdulillah berangsur-angsur matanya mulai lebih baik, minimal tidak sering terasa sakit, meskipun masih agak buram..... Dan 5 bulan terakhir konsumsi herbalife, ternyata penglihatan matanya yg tadinya agak buram, kini semakin jelas lagi. Mudah-mudahan nantinya pulih seperti semula. Aamiin ya Allah.....

Saya sendiri juga suka nyicipi Shake herbalife setiap hari (ini nyicipi apa doyan, ya.... :D). Alhamdulillah saya juga merasakan banyak manfaatnya, seperti yang pernah saya ceritakan pada tulisan sebelumnya.

Alhamdulillah, dengan hasil seperti itu, kini sudah banyak teman-teman yang tertarik bertanya, beli dan konsumsi herbalife. Jadinya, sy juaalan herbalife, deh............... hehehe.....
Insya Allah mereka akan merasakan manfaat yang sama, atau bahkan lebih dahsyat lagi.

Pembaca tertarik untuk mencobanya? Mencoba produknya atau sekalian mencoba bisnisnya? Atau, bahkan Anda kurang yakin? Silakan kontak saya, Independent Distributor Herbalife di 0815 1739 2450. Atau di fb: choirulasyhar.

Insya Allah saya siap membimbing Anda, agar sukses memakainya dan kalau mau, sukses juga bisnisnya.

Salam Sehat,
Choirul Asyhar
Pin BB: 29F769FE

*Kini berat badan istri saya sudah turun total 18 kg. Ini penampakannya :D


Sabtu, 04 Mei 2013

Jaga Kesehatan menjelang Ramadhan

Sebentar lagi Ramadhan... yuk jaga kesehatan. Agar bisa ibadah lebih baik dari ramadhan2 tahun lalu.
Btw... ini ada artikel menarik. Monggo disimak yaaaa.....

Obesitas Vs Sarung Kaifa
Lho, apa pula ini???!
Ya, tiba-tiba saya pengen menulis tulisan ini. Sering seorang pembeli kirim SMS, misalnya: "Pak, ada sarung Kaifa untuk 3 tahun?"
Kalau saya mau menjawab dengan cepat dan sederhana, tentu saya akan jawab ADA. Karena normalnya untuk anak umur 3 tahun bisa pake ukuran L, karena ini sesuai dengan tabel ukuran dan usia anak.
Tapi sering saya tidak tega menjawab demikian. Maka saya munculkan interogasi tambahan, "Apakah anak ibu gemuk, atau bongsor?" Ketika jawabannya ya, saya tanya lagi, "berapa lingkar perut dan panjang kakinya?"
Tidak jarang si anak yang baru 3 tahun ternyata memiliki lingkar perut lebih dari 60 cm padahal panjang kakinya kurang dari 50 cm. Jadi kalau pakai L panjang kakinya pas, tapi perutnya gak muat. Perutnya sudah sama dengan sarung Kaifa ukuran KIDS!
Apa selanjutnya? Ada dua kemungkinan: gak jadi beli, atau beli yang KIDS terus dipermak di penjahit.

Wow, kasihan ya.... terpaksa keluar biaya lebih banyak untuk anak yang kegemukan (obesitas).
Atau kalau gak mau keluar biaya lebih banyak, akhirnya tidak jadi beli. Artinya tidak jadi menyaksikan anaknya tampil lucu dengan SARUNG KAIFA. Dan pasti ayahnya akan terus repot memasangkan sarungnya yg tidak instant dan terus melorot ketika diajak ke masjid.

Saran saya buat orang tua yang memiliki anak yg obese: Yuk kita manage berat badan anak kita. Biar gak kesulitan saat mencari pakaian untuk anak kita. Selain itu anak yang memiliki berat ideal ternyata lebih sehat. Lebih aktif dan lebih semangat bermainnya. Sebaliknya anak yang obese (mengalami kegemukan) berisiko terkena penyakit jantung atau stroke setelah dewasa. Karena pembesaran jantung, tekanan darah, dan kadar kolesterol mereka sudah sampai pada tahap mencemaskan. Lebih lengkap silakan baca tulisan menarik ini.

Salam Sehat,
dikutip dari http://sarung-kaifa.blogspot.com/2012/10/obesitas-vs-sarung-kaifa.html

Kamis, 04 April 2013

Melawan Obesitas: TARIF TIKET KILOAN.....!

Berita heboh 2-3 hari ini adalah ketika Samoa Air memberlakukan tarif tiket KILOAN dengan tagline PAY BY WEIGHT. Maskapai penerbangan domestik Australia ini nekat memberlakukan tarif kiloan dan menyebutnya sebagai FAT TAX. Wow, bisnis kiloan gak cuma laundry ya... Setelah telah diikuti oleh SATE KILOAN, kini tarif tiket penerbangan pun dihargai kiloan.

Kalau laundry kiloan atau sate kiloan tujuannya biar lebih murah dan menarik konsumen. Sedangkan tarif tiket penerbangan kiloan gagasan Samoa Air ini ternyata punya tujuan mulia, Bro.... yaitu memerangi obesitas penduduk Samoa, yang terletak di Kepulaian Pasifik ini.

Menurut data WHO tahun 2008, Samoa menduduki ranking 4 dari banyaknya penduduk yang mengalami kegemukan. 59.6% penduduknya obese! Alias kegemukan!

Memang benar kata Chris Langton dari Samoa Air, "Siapapun yang bepergian pasti pernah merasa membayar penumpang di sebelahnya". Model tarip ini memang cocok untuk pesawat kecil.

Apalagi angkot ya.... Kalau kita naik angkot bersebelahan sama orang gendut, nyesek banget deh. Nyesek hati, dan .... nyesek tempat duduk kita. Bisa jadi mereka menduduki 1.5 orang. Udah gitu kenek gak mau tau. Dia cuma hitung kepala penumpangnya. Maka dengan enteng dia teriak, "masih kosong, dua lagi, dua lagi.... tolong geser, Bang..... Rapat, rapat....." Waduh.... bener-bener deh... udah mepet gini masih disuruh rapat. Apa enaknya dipepet sama si Gendut di sebelah ini. Mestinya si gendut disuruh bayar 2 kan beres. (Kalau mau... :(....

Intinya, orang gendut ini mendapat subsidi dari orang langsing.... hehehe.... bayarnya sama, tapi si obese mendapatkan fasilitas ruang lebih benyak.

Ngomong-ngomong...subsidi bagi orang gendut memang sudah banyak kita berikan tanpa kita menyadarinya. Atau selama ini kita anggap remeh saja. Saya pernah menyampaikan kepada istri yang kepala sekolah sebuah SMA. "Bu, untuk anak yang gendut mestinya uang seragamnya beda dong....". Ini komentar saya ketika melihat seorang murid baru, berat badannya 100 kg lebih. ... (Belakangan pernah saya timbang beratnya 113 kg ....maklum menarik untuk ditawarin Herbalife... hehehe...).

Bayangkan berat badannya hampir dua kali lipat teman-teman seusianya. Berarti butuh bahan kain 2 kali lipat dong....
Salah satu murid bimbel saya yang anak SMP juga ada yang gendut,... dia cerita di sekolahnya banyak anak gendut. Bangku sekolah cepet patah sama kegendutan anak-anak ini. Wow... berarti selama ini mereka dapat subsidi "uang bangku" ya...??? :D. Karena mereka bayar uang masuk sekolah sama aja dengan mereka yang langsing.

Polisi dan tentara gemuk juga pake jatah kain seragam lebih banyak daripada yang langsing. Kalau dihitung-hitung kebutuhan oksigen mereka juga lebih banyak kali ya.... (lebay...). Untuk PNS orang gemuk yang kesehatannya dijamin Askes, pasti klaim berobat mereka lebih banyak. Padahal bayar preminya sama dengan yang langsing. Jadi nanti kalau jaminan kesehatan gratis diberlakukan oleh pemerintah, maka sudah bisa diprediksi pemakai biaya kesehatan terbanyak salah satunya adalah orang-orang gendut, yang identik dengan potensi berpenyakit berbahaya itu. Lagi-lagi biaya bagi orang gendut lebih banyak, ya.....

Jadi berbanggalah kita yang langsing... Selain lebih sehat, lebih keren penampilannya, lebih cantik dan ganteng, lebih lincah dan aktif, lebih segar dan bugar, ... ternyata selama ini kita telah banyak memberi subsidi bagi orang gemuk yang selama ini dianggap lebih sejahtera itu.

Mau langsing dan cantik, ganteng, sehat, bugar, aktif, lincah???? Dan tidak disubsidi --malah memberi subsidi teman-teman gendut kita??? Hubungi saya segera deh.... Sebelum di Indonesia diterapkan juga TARIF KILOAN di segala bidang.... yang kata Samoa Air, tarif model begini memang adil. "Pay by Weight Plan is "fairest" way to fly."

Serius pengen langsing???
Cepet hubungi saya di 0877 4163 1780
Pin BB 29F769FE

 
  

Sabtu, 16 Maret 2013

Sayangi Ginjalmu dengan 10 Makanan Ini


Masih dalam suasana Hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 Maret, ada satu pertanyaan: apakah Anda sudah menyayangi ginjal Anda? Walaupun ukurannya kecil, ginjal sangat berarti bagi kesehatan kita seperti menyaring darah, menghasilkan hormon, menjaga keseimbangan asam basa dan lainnya. Bagaimana cara menjaga kesehatan ginjal? Berikut 10 makanan yang baik untuk ginjal dilansir Boldsky.

1. Bawang putih
Bawang putih merupakan makanan super yang memiliki anti-oksidan dan anti-pembekuan yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung. Bawang putih juga mengurangi kadar kolesterol jahat dan peradangan dalam tubuh.

2. Berries
Berries seperti stroberi, cranberry, raspberry dan blueberry sangat ramah pada ginjal. Berries mengandung anti-inflamasi yang mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi kandung kemih.

3. Paprika merah
Orang dengan atau tanpa penyakit ginjal harus menyertakan paprika merah dalam makanan mereka. Paprika ini rendah kalium dan kaya akan vitamin (A, C dan B6), asam folat dan serat yang menjaga ginjal sehat dan juga mencegah beberapa jenis kanker.

4. Kecambah
Kecambah membersihkan ginjal dan mengurangi kemungkinan batu ginjal. Lebih baik dikonsumsi mentah daripada dimasak terlebih dahulu.

5. Kubis
Kubis meningkatkan fungsi ginjal dan sering digunakan sebagai obat alami untuk memperbaiki dan menyehatkan ginjal.

6. Apel
Anggur, ceri dan apel adalah buah-buahan yang sehat yang baik untuk detoksifikasi dan membersihkan ginjal. Anda harus rutin menyantap apel setiap harinya.

7. Minyak zaitun
Kita semua tahu bahwa minyak zaitun adalah salah satu minyak terbaik yang baik untuk jantung. Minyak zaitun mengandung anti-inflamasi asam lemak yang menurunkan oksidasi dan berkhasiat pada ginjal.

8. Bawang merah
Bawang dikonsumsi untuk menyembuhkan batu ginjal secara alami. Bawang merah berfungsi sebagai penawar racun dan membersihkan ginjal.

9. Ceri
Ceri kaya akan vitamin dan rendah protein. Jadi, ceri dianjurkan untuk mengurangi kadar kalium dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan ginjal.

10. Ikan
Ikan banyak mengandung Omega-3 mengurangi peradangan dalam tubuh sehingga melindungi ginjal dari penyakit. Ikan salmon, mackerel, herring dan tuna merupakan jenis ikan sehat yang baik untuk ginjal.

Anda bisa mengonsumsi salah satu atau beberapa dari daftar makanan di atas demi kesehatan ginjal Anda. Sayangi ginjalmu untuk kesehatan yang lebih baik. (merdeka/16/3/13)
------------------------------------------------
But... pembaca sekalian, ada lho makanan yang lebih praktis, yang mengandung gizi lengkap seperti apa yang dikandung oleh 10 makanan di atas. Yaitu ada pada Shake Herbalife dan produk-produk Herbalife lainnya.
Jadi.... segera hubungi saya di 0877 4163 1780.

Rabu, 06 Februari 2013

Herbalife Bukan Obat. Tapi Banyak yang Teratasi Sejak Konsumsi Herbalife (3)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya sendiri, setelah pada 2 tulisan terdahulu saya mengutip cerita teman-teman yang telah lebih dahulu mengkonsumsi Herbalife.

Once upon a time.... hehehe.....
Sebenarnya saya sudah mengkonsimsi herbalife sejak bulan Oktober 2012. Bukan untuk melangsingkan tubuh atau menghilangkan perut buncit, karena badan saya sudah langsing dan perut tidak buncit...hehehe. Jadi untuk apa dong....???

Saya konsumsi herbalife karena ingin mendapatkan "magical" dari produk ini. Apalagi saya mau jualan herbalife, maka saya harus merasakan dulu manfaatnya. Katanya, kan, herbalife bisa mempertahankan badan yang sudah ideal. Maka ini harus dibuktikan. Dengan merasakan manfaatnya maka saya akan dapat menceritakannya kepada teman dan calon pelanggan saya.

Sayangnya, target saya ini tidak mudah untuk menjadi perhatian orang. Lain dengan orang yang tadinya obese, lalu mengikuti program pelangsingan, maka hasilnya akan menarik perhatian orang. Seperti pada tulisan-tulisan terdahulu. 

Meskipun demikian, ada yang menarik yang harus saya sampaikan disini....... Jangankan orang lain disekitar saya, tadinya saya sendiri tidak menyadari bahwa saya telah mendapatkan manfaat konsumsi herbalife. Sampai ibu saya menanyakan... "Alergimu gak pernah kambuh lagi, Rul?". Ahaaa.... benar, Alhamdulillah, sudah lama gatal-gatal di kaki saya tidak pernah kambuh.... Dulu, kalau saya makan telur puyuh, sea food, cumi, pempek, somay langsung muncul gatal-gatal di kaki saya. Kalau dibiarkan, gatal-gatalnya semakin hebat. Kalau sudah demikian biasanya saya tak tahan untuk tidak menggaruknya. Akibatnya lama-lama menjadi luka, lalu berair dan sangat basah yang bisa mengotori ujung celana panjang saya atau sarung saya. Untuk menghentikannya saya harus ke dokter atau ke apotek -karena saya sudah hafal obatnya- untuk membeli pil dan salep untuk mengeringkan luka di kaki tersebut dan meredam gatal-gatal... Dan kondisi buruk ini ternyata kini saya sudah tidak merasakannya lagi.

Untuk meyakinkan kondisi saya, beberapa kali saya mencoba makan makanan yang selama ini saya pantang. Ketika ada udang di meja makan, saya coba makan, saya tunggu reaksinya. Biasanya dalam waktu 2-3 jam, kaki saya sudah gatal-gatal. Alhamdulillah ternyata tidak. Demikian juga ketika saya coba makan pempek,.... alhamdulillah tidak ada reaksi gatal-gatal.

Biasanya yang paling cepat reaksinya adalah otak-otak dan cumi-cumi..... Maka saya harus coba. Dan....Alhamdulillah, dengan izin Allah, gatal-gatal yang saya takutkan tidak muncul.

Satu lagi manfaat yang saya rasakan sejak mengkonsumsi herbalife adalah ngilu di lutut kanan sudah tak terasa lagi. Beberapa bulan sebelum konsumsi herbalife, lutut kanan saya selalu nyeri ketika saya bangun dari duduk setelah shalat. Setelah duduk bersila, atau duduk berdzikir setelah sholat, lutut kanan saya akan terasa ngilu, nyeri, sakiiit sekali, saat saya berdiri. Alhamdulillah.... kini tak terasa lagi ngilu dan sakitnya.

Yang lain,... sebulan terakhir saya rutin minum NRG Tea. Ini saya lakukan karena ada pelanggan yang menanyakan produk apa yang bisa mengurangi migrain. Saya baca-baca buku informasi produk, saya menemukan bahwa NRG Tea dapat memperbaiki masalah yang timbul di kepala seperti sakit kepala dan migrain. Dan...saya sendiri juga punya masalah ini. Maka saya coba produk ini. Setiap hari saya rutin meminum teh NRG ini. Dan... benar saudara-saudara, ternyata pusing-pusing saya sudah sangat jarang muncul. Alhamdulillahi robbil 'alamin.......

Karena hasil yang sangat-sangat-sangat memuaskan ini maka saya insya Allah terus konsumsi herbalife, terutama Shake Formula 1, NRG Instant Tea dan Herbal Aloe Concentrate.

Anda punya cerita menarik tentang herbalife untuk dibagi dengan pembaca???
Kirim ke email address saya: al.asyhar@gmail.com.

Atau Anda masih penasaran bagaimana herbalife bekerja???
Hubungi saya di email tersebut atau call/sms ke 0877 4163 1780
 
Salam Hidup Sehat,
Choirul Asyhar
ID#: D1610892